Tampilkan postingan dengan label Nusa Nipa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nusa Nipa. Tampilkan semua postingan

01 Mei 2016

Kunjungan dari Arah Timur

Dua kali,  saudara saudari dari timur datang mengunjungi ku, sebenarnya kunjungan dari arah barat yang mengaku sahabat juga sangat kuharapkan, tetapi katanya "apa daya, persahabatan kita berat di ongkos mamen" :(

Kelimutu dan Air Terjun Moni

Kujungan pertama dari kaka sepupu bersama keluarga kecilnya di Larantuka, dengan membawa tiga perempuan kecil yang cantik dan menggemaskan, dia sudah menentukan tujuan nya, menikmati libur paskah di Kelimutu, danau tiga warna yang menjadi keajaiban bagi dunia dan tujuan akhir bagi orang - orang yang hidup disekitar danau kelimutu. 

Sekitar Jam 03.00 pagi kami berangkat dari Kota Ende, perjalanan yang gelap dan sepi kami lalui dengan perasaan masih mengantuk, lapar dan sendirian, tetapi agak mengejutkan ketika sampai di pintu gerbang kelimutu sekitar pukul 05.00 pagi itu puncak Kelimutu sudah di penuhi banyak orang dan bahkan matahari terbit sudah mulai menampakkan dirinya.




Aku memutuskan ikut dengan kaka sepupu dan keluarganya sampai di Wolowaru untuk kemudian mencari travel pulang ke Ende dari situ. Harus ku ingat rupanya, bahwa travel menuju Ende pada hari minggu agak jarang. Di perjalanan Kelimutu - Wolowaru kami mampir di Air Terjun Moni dan menyempatkan diri untuk pobar (poto bareng), agak kagum juga dengan hasil akhir foto karena ketiga gadis cantik ternyata bisa di ajak foto dengan kecepatan sangat rendah dimana mereka harus bertahan untuk tidak komen, tidak merubah struktur senyum mereka atau tidak berteriak :D



Taman Permenungan Bung Karno, Monumen Pancasila dan Pantai Bita

Kunjungan kedua datang dari Maumere, saudara saudari ku ini sampai di Kota Ende pada malam hari dan berangkat kembali ke Maumere pada pukul 11.00, mereka ke Ende hanya untuk bermalam minggu dengan ku sooooo sweeeeeettttttt :D. Waktu yang singkat membuat naluri tukang foto ku menipis tetapi kami menghabiskan nya di beberapa tempat ini dengan sangat keren :D 

Taman Permenungan Bung Karno


Monumen Pancasila



Pagi Hari di Pantai Bita






Soekarno, Pantai dan Gunung Meja di Ende

Cukup lama waktu yang kusimpan untuk memendam semua yang ku lalui di sini dan menghabiskan sekali masa belajar melukis dengan cahaya dari kotak dslr ku, di Ende, sebuah kota kecil di Tengah Pulau Flores. Hebatnya orang Indonesia ketika tak dapat mendefinisikan sebuah tempat sebagai rural atau urban, kita menyebutnya kota kecil :)

Soekarno Masih Hidup
Ende, kota kecil yang tidak mau melepaskan sejarahnya dari peletakan landasan negara yang menyebut diri Indonesia , sebuah kota kecil yang kecintaannya pada Soekarno mungkin melebihi kecintaan semua umat termasuk keluarga Soekarno sendiri.

Disini, di Ende ini orang - orang yang datang dapat melihat Soekarno hadir di rumah tua tempat ia dulu di asingkan atau di sebuah taman yang di sebut taman permenungan Bung Karno, tetapi orang orang yang tinggal untuk waktu cukup lama, hanya tiga bulan saja, dapat melihat Soekarno masih tetap hidup di dalam diri orang orang Ende, Soekarno ada di obrolan segelas kopi dan pisang goreng, Soekarno ada di dalam diskusi diskusi serius generasi mudanya, Soekarno ada di dalam buku - buku yang mereka tulis. 

Ende adalah kota yang menuliskan nama Soekarno di denyut nadi para pelanjut pejuangnya, Soekarno bukan hanya pemimpin negara, Soekarno menjelma menjadi pahlawan dalam dongeng - dongeng, dalam cerita - cerita heroik tentang bangsa ini , disini, di Ende. 




Senja Sejuta Pesona di Sejuta Pantai

Kadang, ketika sore datang dan tugas tak kunjung selesai, aku menghabiskan waktu bersama teman - teman menunggui matahari membenamkan diri di bibir pantai Ende, kami mendapati begitu macam bentuk pantai yang indah dengan satu ciri khas, di sini senja di isi dengan becumbu dengan pantai; bermain dengan airnya, lumutnya atau kenangannya.







Gunung Meja
Ada satu gunung yang terkenal di Ende, namanya Gunung Meja, sebuah dongeng menceritakan bahwa gunung meja adalah kekasih yang kepala nya dipenggal atas nama cinta, dari sudut manapun di kota kecil di ende ini, gunung ini akan tetap terlihat. Bahkan ketika pesawat mendarat di Ende, pemandangan awal yang di lihat adalah gunung Meja.




Demikianlah sedikit dari sejuta pesona Ende.

09 Mei 2015

Memindai Hati di Cindai

Dihadapan Kemiskinan
Kebenaran ada di Keadilan
Dihadapan Penindasan
Kebenaran ada di Kemerdekaan
Dihadapan Pengetahuan
Kebenaran ada di Kebijaksanaan

Nangapanda-Ende, Flores
De Ndona-rivier op Flores
De Ndona-rivier op Flores


06 November 2014

Nusa Nipa - P.Sareng Orin Bao = Pater Piet Petu svd

Beberapa minggu ini terjebak dalam sebuah buku yang ditulis oleh P Sareng Orin Bao pada tahun 1969 berjudul Nusa Nipa; Nama Pribumi Nusa Flores (Warisan Purba). 


Buku yang diterbitkan oleh percetakan Arnoldus ini menjebak ku selama hampir dua minggu (satu minggu empat hari dikurangi sekitar lima hari untuk facebokan :) dengan anak dan kekasih hati ) dalam belantara mitos dan syair pengantar pengetahuan.

Dibawanya aku pada pulau yang disebut sebagai nusa nipa dalam syair syair kuno yang terlantun mulai dari ujung timur sampai ujung barat;

Nusa Nipa, 
Ulu Kowe Jawa,
Eko Loka Lambo,
Ulu ata mae gete,
Eko ata mae sete.

Dan seperti tulisan-tulisan sebelumnya, sejarah penjarahan dan pengasingan memburui setiap jaman dan generasi pada pulau yang juga di sebut sebagai pulau emas ini "Nuhan Bahar". 

Penjarahan identitas, sejarah dan tanah tidak pernah berhenti;
Tentang Ata Jawa yang kemudian menjadi Tupassi, nama yang mengikut penguasa pada jamannya.
Tentang peperangan yang membawa pada pertempuran, dari yang bermartabat sampai yang tak tertahankan lagi saat "Ata Sika Hikang Ata Kohor"
Tentang puak Serang Gorang yang namanya berasal dari Sera Lana, yang berarti penyamun atau perampok.

Pengasingan tidak pernah menjadi hal baru, tersingkir karna kalah perang atau menyingkir memenuhi "kesetiaan pada adat istiadat purba" yang di junjung oleh puak Lio. 
Tentang dua kakak beradik Sika Dua Goit dan Krowe Wai Bola saat pembaharuan datang menumpas corak asli dalam sebutan kuno,,,menenggelamkan Krowe Wai Bola dari dongeng dan syair

Sejarah seperti biasa selalu menarik, karena selalu menawarkan dongeng dan syair mahakarya tentang manusia merebut kuasa atas ibu bumi.