06 November 2014

Nusa Nipa - P.Sareng Orin Bao = Pater Piet Petu svd

Beberapa minggu ini terjebak dalam sebuah buku yang ditulis oleh P Sareng Orin Bao pada tahun 1969 berjudul Nusa Nipa; Nama Pribumi Nusa Flores (Warisan Purba). 


Buku yang diterbitkan oleh percetakan Arnoldus ini menjebak ku selama hampir dua minggu (satu minggu empat hari dikurangi sekitar lima hari untuk facebokan :) dengan anak dan kekasih hati ) dalam belantara mitos dan syair pengantar pengetahuan.

Dibawanya aku pada pulau yang disebut sebagai nusa nipa dalam syair syair kuno yang terlantun mulai dari ujung timur sampai ujung barat;

Nusa Nipa, 
Ulu Kowe Jawa,
Eko Loka Lambo,
Ulu ata mae gete,
Eko ata mae sete.

Dan seperti tulisan-tulisan sebelumnya, sejarah penjarahan dan pengasingan memburui setiap jaman dan generasi pada pulau yang juga di sebut sebagai pulau emas ini "Nuhan Bahar". 

Penjarahan identitas, sejarah dan tanah tidak pernah berhenti;
Tentang Ata Jawa yang kemudian menjadi Tupassi, nama yang mengikut penguasa pada jamannya.
Tentang peperangan yang membawa pada pertempuran, dari yang bermartabat sampai yang tak tertahankan lagi saat "Ata Sika Hikang Ata Kohor"
Tentang puak Serang Gorang yang namanya berasal dari Sera Lana, yang berarti penyamun atau perampok.

Pengasingan tidak pernah menjadi hal baru, tersingkir karna kalah perang atau menyingkir memenuhi "kesetiaan pada adat istiadat purba" yang di junjung oleh puak Lio. 
Tentang dua kakak beradik Sika Dua Goit dan Krowe Wai Bola saat pembaharuan datang menumpas corak asli dalam sebutan kuno,,,menenggelamkan Krowe Wai Bola dari dongeng dan syair

Sejarah seperti biasa selalu menarik, karena selalu menawarkan dongeng dan syair mahakarya tentang manusia merebut kuasa atas ibu bumi.

Tidak ada komentar: