10 Mei 2017

Barcelona Kami Datang!

Perjalanan kali ini murni merupakan hasil pencarian spontan terhadap tiket murah untuk lari dari Belanda -baca; lari dari kenyataan, bahkan tulisan ini pun di buat sebagai pelarian dari kesuntukan mengejar deadline ... saya dan deadline bagaikan developing dan develop country yang tidak akan pernah bertemu, develope country nya deadlinenya pantang mundur sementara developing country nya juga maju dengan gemetar, stress, panik dan labil. Curhat lagi!

Akhir pekan kali itu, tiket ke Paris; destinasi ambisius saya ternyata lebih mahal dari pada tiket ke Barcelona, jadilah saya dan teman saya, si pelukis lain yang juga senang melukis dengan cahaya-hanya saja dalam bentuk video-memutuskan untuk mengepak literarly satu tas dan kabur ke Barcelona. 

Dengan bekal; satu pakaian di badan, satu tas di badan, tanpa alat mandi dan tanpa bookingan hotel, kami menuju Barcelona. Tiga hari dua malam, bermalam di emperan cafe di dalam airport sambil menyesal lahir batin karena tidak membawa selimut 😁.

Dan Inilah sekelebat laporan satu hari penuh mengitari Barcelona!

Demi langit dan bumi, kami bertekad hanya makan Paela ini satu kali saja! Karena rasa nikmatnya tidak sesuai selera budget kami! Bikin dompet jadi kariting melarat! Ini nih, yang disebut nikmat duniawi! Menelan dua miniatur sagrada dalam satu kali leeep!

Sagrada Familia, salah satu rancangan Antonio Gaudi ini cuma bisa kami tatap dari jauh sambil selfie karena terlambat mendaftar masuk, pendaftaran yang sebenarnya bisa dilakukan online atau secepatnya saat tiba di pintu masuk nya. 

Camp Nou, stadion FC Barcelona ini sebenarnya bukan tujuan utama saya, tetapi kegagalan memasuki Sagrada Familia dan antrian panjang memasuki Park Guell memberikan kami cukup banyak waktu untuk sejenak menikmati nuansa lapangan hijau yang menyatu dengan museum dan toko souvenir. Barang-barang di toko souvenir ini ternyata harganya sangat mahal, terlebih, baju pemain bernama Messi yang mencapai jutaan,,,tak ayal, kami hanya melewati toko souvenir tersebut sambil memeluk erat-erat dompet tipis yang mulai tak bermakna dengan kecepatan melebihi angin musim gugur di Belanda, yaaaa kira kira diatas 60 km per jam lah -_-'
 
 
Park Guell, bahkan si om brewok ternyata belum pernah mendengar nama Antonio Gaudi, perpaduan antara taman dan arsitektur ini sudah mulai di bangun sejak tahun 1900an dan tahun 1984 UNESCO menetapkan taman ini sebagai Cultural Heritage of Humanity. 
 


Hari sudah mulai gelap, kaki sudah sangat kariting, kulit sudah mulai bersisik dan foto sudah mulai noisy tanpa tripod. Kami memutuskan untuk menaiki bus mengitari kota Barcelona dan tanpa sengaja menemukan satu lagi masterpiece nya Antion Gaudi; Cassa Ballo!
Dengan cuaca yang mulai dingin, tanpa jaket yang memadai dan sejuta rasa bahagia dengan harapan besar berat badan menurun akh kibat seharian jalan mengelilingi Barcelona, kami akhirnya memutuskan untuk pulang, tidur di airport sambil menunggu pesawat kembali ke pelukan deadline yang semakin lama semakin seksi 😓 .

https://www.youtube.com/watch?v=I-ptxYA4k7o&t=53s

1 komentar:

Simpet Soge mengatakan...

Pinjam fotografernya dong :-)