12 Desember 2012

Permisi, Terima Kasih dan Rumah Makan

Pengen nya sih, menuliskan kisah cinta dari yang klasik sampai yang alay...mumpung..... mumpung lagi di tanah tercinta dengan orang tercinta...... hueks :p *mabokjambumete*

Akhirnya aku sampai di Adonara, yang di gadang-gadang sebagai penghasil sabun dan kopra pada jaman dahulu kala waktu Ile Boleng masih manis mesra manja merayu :/ ,padahal sampai saat ini aku belum juga tau cerita tentang penghasilan sabun ini, sementara kopra,,,"ampun deh,,,amit-amit, gak ada untungnya jualan kopra", begitu kira-kira isi hati seorang kakek yang mengumpulkan kelapa dikebunnya :(

Tentang Permisi dan Terimakasih


Karena ada kematian di dekat jalan yang biasa kami lewati, akhirnya kami harus melalui ladang dan perumahan untuk menembus kampung. Sepanjang jalan, sambil asyik mashuk menunduk dan mengangkat kepala demi menghindari pepohonan *toge * yang kadang juga kusengaja biar bisa menabok mesra kepala  si om brewok yang lagi mengendarai motor supaya baik jalannya dan ngak nabrak kandang babi dan kambing, aku mencoba bersantun dengan orang-orang di sekitar dengan mengucapkan kata permisi. Lama kelamaan aku penasaran dan terjadilah kejadian itu yang sangat tidak diharapkan ---lebay.com---  percakapan paling mesra abad ini :p ;

Aku: kalau mau bilang permisi itu bahasa kampung nya apa?
Om: Disini tidak ada kata permisi!
Aku: kita juga tidak ada kata termakasih yah?
Om: ngapain terimakasih! --dengan nada marahnya;aku tau dia marah pada sistem pertanahan dan pertanian, bukan padaku :D--, disini tanah kita punya bersama, apa-apa kita punya bersama, semua kita urus bersama, hari ini saya bantu kau besok kau bantu saya, begitu toh, tidak akan selesai jadi tidak ada terimakasih.
Aku: bengong sambil berpikir #urusan yang berkaitan dengan tanah memang sensitif buat si om brewok!

NB: Padahal, sebenarnya cuma mau bilang terimakasih sama si om brewok, karena sudah selalu setia menemani hati, otak dan pekerjaanku, juga yang sudah mengajarkan soal hidup tanpa terimakasih dan tanpa curiga, tapi takut di amuk, karena dia selalu ngotot sambil bilang "Ingat!!!! orang Adonara itu tidak kenal kata terimakasih!!!!"

Rumah Makan

Satu lagi topik yang selalu menjadi perdebatan sengit saat jalan di Adonara kalau jalan di jam makan pagi, makan siang dan makan malam. Di sini, untuk orang-orang yang lahir di tanah ini, sepertinya tidak mengenal istilah "warung makan" , mereka hanya tau "rumah makan" ---rumah tempat makan---. Karena itu, saat berjalan jauh, kalau melewati jam makan, si om brewok akan berhenti, berpikir dan kemudian mengarahkan sepeda motor pinjamannya ke rumah saudaranya atau ke rumah orang yang dia anggap saudara di dekat lokasi kejadian kelaparan dan makan disitu. Aku yang tidak terbiasa dengan cara seperti ini harus membayar mahal --- dengan omelan gak jelas si om dan juga karena memang makan di warung di daerah timur benar-benar mahal!!!!--- foto di atas adalah salah satu rumah dari beberapa rumah yang akhirnya ku terima sebagai "rumah makan" kalau kami menuju ke pusat kota Adonara, aku bahkan berniat mengambil alih segala pepohonan buah yang ada di halamannya :)---

Tidak ada komentar: