REVIEW TULISAN PERTAMA
Pada tulisan awal telah di bahas mengenai perbedaan kwatek dengan tenun ikat lain misalnya dengan tenun ikat dari Maumere. Juga di bahas mengenai berbagai jenis dan harga kwatek, (terakhir April 2011 harga terendah dari sebuah kwatek kalau di beli langsung di Adonara adalah Rp. 100.000,-).
Tulisan awal juga membahas mengenai proses pembuatan kwatek yang terdiri dari dua tahapan besar yaitu tahapan pembuatan benang dan tahapan pembuatan kwatek.
http://lamalekasiadonara.blogspot.com/2008/02/kwatek.html
Tulisan ini merupakan lanjutan dari perkembangan ataupun perubahan informasi yang ku dapat mengenai proses pembuatan kwatek pada sekitar bulan April 2011,sengaja tulisan yang lalu tidak dirubah ataupun dihapus (biar postingannya rame :p) sebagai penanda proses perkembangan ataupun perubahan informasi yang ku dapat mengenai kwatek/nowin.
Beberapa perbedaan dengan tulisan pertama adalah: informasi mengenai oe kenirek, beberapa kesalahan kata dan definisi serta gambar masing-masing proses. Pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti secara langsung proses pembuatan kwatek oleh ibu-ibu di desa Lamaleka-Pledo, Witihama, dan diskusi bersama teman-teman anak muda Adonara di Jakarta.
Belakangan baru saya ketahui bahwa proses pembuatan kwatek terdiri dari dua tahapan besar, yang pertama adalah oe kenirek dan yang kedua adalah tahapan pembuatan kwatek itu sendiri.
OE KENIREK
Oe kenirek dapat disebut sebagai tahapan ideologis dimana perempuan-perempuan dalam satu garis keturunan mengikut ibu berkumpul dan mempersiapkan permulaan dari proses penenunan. Pada tahapan inilah, jika seorang perempuan sudah memutuskan untuk menenun maka ia harus menyelesaikan tenunannya itu.
oe kenirek dilakukan sejalan dengan musim tanam jagung sampai panen jagung. Dengan demikian, oe kenirek juga merupakan bagian dari ritual adat yang menyimbolkan proses penutupan panen lama dan pembukaan panen baru. Karna dalam proses oe kenirek ini ada tahapan memakan panen lama dan panen baru.
selain proses nya juga kadang berbeda pada masing-masing oe, aliran keturunan, oe kenirek juga menyebabkan perbedaan warna, bahan dan motif pada tiap-tiap kwatek/nowin.
Selanjutnya, mengenai oe kenirek ini terbilang sakral, maka informasi yang di dapatkan juga belum sempurna.PEMBUATAN KWATEK
Bagian kedua pembuatan kwatek ini terbilang praktis karena sudah tidak lagi melibatkan ritual-ritual adat.
1. Balok Kapek : proses memisahkan kapas dengan biji kapas dengan menggunakan alat yang di sebut Menalok
2. Buhu Kapek: proses penghalusan kapas yang dapat dijadikan benang dengan menggunakan menuhuk.
3. Ture Lelu: proses pembuatan benang dengan menarik dan memelintir kapas dengan menggunakan Tenure
4. Lawa Bena: proses pengaturan benang agar tidak kusut dengan menggunakan Blawa.
5. Ta Warna: proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarna alami dan di rendam di dalam kendi.
6. Pai Bena: proses penjemuran benang yang sudah di warnai
7. Pudu Bena: proses pemintalan benang
8. Neket : proses awal penyusunan benang berdasarkan warna dan motif helai demi helai
9. Tane : proses penenunan
setelah selesai dengan Tane proses berikutnya adalah menjahit seperti biasa sesuai bentuk dan kwatek pun siap digunakan.
Secara keseluruhan, dalam proses pengumpulan informasi mengenai kwatek kali ini baru dapat ku pahami bagaimana kwatek ternyata memiliki posisi yang sama dengan gading, sangat berharga. Kwatek juga menjadi simbol status sosial pada beberapa orang tertentu, karna beberapa kwatek yang sudah sangat langka hanya dimiliki oleh orang-orang dari golongan bangsawan. Mengenal oe kenirek mengenalkan ku pada satu ruang dalam tradisi Adonara yang memberikan kekuasaan sepenuhnya pada perempuan.
Dalam tulisannya berjudul "Without Cloth We Cannot Marry" The Textiles Of Lamaholot In Transitions, Ruth Barnes menyebutkan bahwa tenun ikat Lamaholot juga mendapat pengaruh dari India, Arab dan Cina. Pernyataan inilah yang ingin ku telusuri lebih jauh, berikut keterkaitan antara budaya menenun dengan pandangan hidup orang Adonara dan makna sesungguhnya dari tenun ikat ini yang tertuang dalam warna, pola, bahan dan simbolisasi-simbolisasi lain dalam tiap proses nya.
Secara keseluruhan, dalam proses pengumpulan informasi mengenai kwatek kali ini baru dapat ku pahami bagaimana kwatek ternyata memiliki posisi yang sama dengan gading, sangat berharga. Kwatek juga menjadi simbol status sosial pada beberapa orang tertentu, karna beberapa kwatek yang sudah sangat langka hanya dimiliki oleh orang-orang dari golongan bangsawan. Mengenal oe kenirek mengenalkan ku pada satu ruang dalam tradisi Adonara yang memberikan kekuasaan sepenuhnya pada perempuan.
Dalam tulisannya berjudul "Without Cloth We Cannot Marry" The Textiles Of Lamaholot In Transitions, Ruth Barnes menyebutkan bahwa tenun ikat Lamaholot juga mendapat pengaruh dari India, Arab dan Cina. Pernyataan inilah yang ingin ku telusuri lebih jauh, berikut keterkaitan antara budaya menenun dengan pandangan hidup orang Adonara dan makna sesungguhnya dari tenun ikat ini yang tertuang dalam warna, pola, bahan dan simbolisasi-simbolisasi lain dalam tiap proses nya.
2 komentar:
Selamat malam ina Nela, kame dari organisasi Generasi Muda Adonara (GEMA) suarabaya. kami sangat tertarik dengan semua informasi yang ina tampilkan dalam blog ini. Sungguh langkah yang jitu untuk mempublikasikan kebudayaan titen ina. Dalam waktu dekat kami berencana mengadakan pentas seni budaya di Surabaya. Kami bisa menghubungi ina bagaimana? sekedar mau berbagi informasi. Kami bisa dihubungi lewat Facebook : Generasi Muda Adonara Surabaya. Terima kasih bantuannya ina... Senareko...
Selamat Sore Lusia Silfia, sementara saya bisa dihubungi di : nela_somi@yahoo.com, terimakasih sudah berkunjung ke blog ku. kabari aku soal pentasnya tgl berapa dan jadwal acaranya ya????aku sudah dengar soal pentas budaya itu tapi belum tau kapan pastinya, nanti aku bantu sebarkan informasinya, kalo ada soft undangan atau pamflet malah lebih bagus. di facebook saya juga bisa: petronela somi kedan
Posting Komentar