Sebenarnya agak malas juga menuliskan tentang pernikahan kami bulan Juli 2016 lalu, selain karena terlalu banyak yang harus di tulis, sebagian besar merupakan momen yang hanya mau tinggal diantara jantung dan hati saja, tidak mau keluar menjelma kata - kata.
Dalam kondisi masih capek dan galau karna mendapati tugas yang menumpuk dan pacar yang berubah wujud jadi suami :p , akhirnya ku paksakan minimal menyusun dalam bentuk puzzle gambar - gambar dengan sedikit keterangan. Sebagai pengingat kalau - kalau suatu hari naluri menulis dan meneliti adat pernikahan muncul atau sebagai pengingat di masa depan tentang bagaimana proses salah satu adat pernikahan di Adonara.
Tidak semua proses dapat di ambil gambarnya, beberapa dalam bentuk video dan beberapa lagi dalam bentuk ingatan, dan proses ini terutama dari pengalaman keluarga pihak perempuan. Berikut adalah beberapa tahapan yang sempat di simpan dalam memori kamera. Ini bukan tentang pernikahan ku dan om brewok,,,,tapi kami, karena ternyata ikatan ini bukan cuma untuk aku dan om brewok saja, tetapi untuk semua keluarga besar di Lamaleka dan Horowura.
Bulan September tahun 2016, keluarga dari Horowura datang untuk Maso Minta, ada beberapa kali pertemuan dalam tahapan maso minta yang kemudian membuat kami berstatus wae barek dan lake kopong ini.
Berikutnya masih ada beberapa pertemuan di keluarga masing - masing untuk membagi tugas dan tanggungan setiap anggota keluarga besar diantaranya adalah pupu bine dan pupu kaka arin , berikut persiapan - persiapan teknis seperti mempersiapkan kayu bakar dan kelangat, menampi beras, mempersiapkan lemari, atau juga mempersiapkan binatang - binatang untuk acara.
Tanggal 8 Juli 2016, Kaka Arin sudah datang untuk pupu kewatek di Lamaleka, kewatek dari kaka arin ini sudah mencapai satu lemari.
Tangal 10 Juli 2016, semua keluarga besar sudah berkumpul, bahkan yang dari malaysia sudah datang pulang hanya tinggal satu -satu saja keluarga yang masih ditunggu. Tenda pun sudah mulai berdiri. Dan orang - orang sudah mulai berdatangan untuk Tulun Talin sampai tanggal 12 Juli 2016
Tanggal 12 Juli 2016, Keluarga dari Horowura datang ke Lamaleka untuk Dopen Witi Bala, ada dua gading dan 20an ekor binatang. Mereka datang bersama sekitar 20an mobil, Lamaleka pun tumpah ruah. Dalam prosesi ini juga ada tahapan dimana aku melakukan "warak kakang" bersama om brewok yang menyodorkan rokok untuk bapak dan opu nana.
Keesokan harinya, aku di antar bersama dua lemari plus dua koper tenun dan juga beras, kacang hijau juga beberapa hewan, tak ku ingat lagi jumlahnya. Setelah di antar, aku di ajak masuk ke dalam rumah adat dan malam harinya melakukan Geri Lamak pada acara Bua Mure
15 Juli 2016, kami masuk gereja minta berkat dari persekutuan gereja Katolik di lanjutkan dengan makan keluarga. Prinsip bapa Ellias adalah; bersama - sama di dalam adat, bersama - sama di dalam gereja. Dengan begitu tidak ada undangan, karena semua keluarga besar datang berkumpul dan bersilaturahmi bersama.
Setelah Bua Kote, maka pada tanggal 17 Juli 2016 di adakan upacara adat Tewa Laga, bersamaan dengan ini juga api yang di gunakan untuk memasak di sirami air.
Ada juga satu upacara adat lagi yang kalau tidak salah namanya adalah Gola Bawa Ala, mengembalikan gong yang telah di bunyikan pada saat upacara pernikahan kami.
Demikian sepenggal tahapan adat yang dapat di dokumentasikan, Terimakasih untuk semua yang sudah bersama - sama di dalam adat dan di dalam gereja. Cinta kalian meretas semua batas ruang dan waktu dan semoga kami mampu meneruskan tradisi dan cinta ini sampai jaman setelah nadi tak berdenyut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar