Sebenarnya ada banyak pekerjaan yang bisa
di pilih ama Kopong, dia mewarisi keahlian ayahnya beternak kambing sampai
panjang tanduknya melebihi 40 cm ,,, ini spektakuler,,,kemampuan ini mahsyur
diantara orang-orang di kampung tempat ama Kopong tinggal. Bukan seperti di
pulau tetangga yang kambingnya gampang selfie, galau, pingsan dan mati.
Atau, dia bisa memilih ke kebun
menanam jagung pun mengiris tuak ,,, keduanya pekerjaan yang tidak pernah
sia-sia dan dianggap ama Mangu, kakek si ama Kopong, sebagai pekerjaan yang setara
dengan putra Altar.
Tetapi, ama Kopong tidak mau jadi
generasi oplosan-katanya-, dia ingin jadi generasi yang menciptakan perubahan
dan pembangunan untuk kampungnya - pembangunan
yang dia maksudkan adalah gedung-gedung tinggi seperti yang sering ia lihat
dengan tatapan nanar dan kagum setiap kali dia dapat kesempatan mengunjungi ibu
tiri kota -.
Maka sudah dia tekadkan,,,dia akan
berternak isu saja, hari-hari dia akan membibitkan dan menjual isu. Beberapa
orang di kampungnya tidak percaya, namanya saja isu – hampir-hampir mirip
dengan asu lah-. Profesi ama Kopong ini, dalam konteks perpolitikan desa bisa
di sebut sebagai tengkulak, bahasa kerennya broker, kalau bahasa alay nya broken
heart! :D
Kali ini ama Kopong ingin mendapatkan
modal untuk beternak isu. Maka ia harus pergi ke ibu kota untuk mengadu nasib,
bukan mengadu ayam,,,jaman sekarang adu ayam kurang catchy.
Ama Kopong kemudian mengabari Ama
Keku, saudara sepupunya yang selalu saja percaya pada ama Kopong dan mimpi
besar hidup dari isu nya. Ama Kopong pun kemudian meminjam uang sebesar 10 Juta
untuk modal bermigrasi. Gampang saja, ama Keku menjual dua kambingnya dengan
harapan sepupunya akan memenuhi janji mengirimkan uang ganti rugi 10 kali
lipat. Hail yeah,,,,ama Keku sudah siap-siap bangun sekte sendiri dengan modal
seratus juta itu!
Kabar burung mengatakan ama Kopong
sukses,,,maklumlah,,,tv rusak karena listrik mati segan hidup apalagi, jaringan
hp lupa di beli sekalian saat beli hpnya, koran pun tak ada, jadi ama Keku memang
harus percaya pada burung yang membawa kabar itu.
Yakin pada kesuksesan ama Kopong, ama Keku pergi meminta tanah pada
kakek Mangu,,, untuk membangun rumah ibadat bagi sekte barunya. Tentu saja,
kakek Mangu mengamuk dan melempar panci berisi bekicot rebus bakal makanan
babinya. Dalam hatinya kakek Mangu herman luar biasa betapa bodohnya anak muda jaman sekarang. Ama Keku yang romantis magis dan naïf pada saat yang bersamaan tidak
hilang akal,,,dengan muka penuh lendir bekicot dia maksa eksis merayu kakek Mangu dengan kue rambut dan tuak sadapan nya
yang paling nikmat.
Kakek Mangu, seperti petani lainnya
yang cerdas dan tenang kali ini sudah tidak tahan lagi dengan amarahnya.Dia
mengambil parang dan mengejar ama Keku. Ama Keku lari sambil berteriak,,,
teriakan yang sebenarnya sudah dia rancang untuk jadi khotbah pertamanya ketika
sektenya sudah di dirikan.
---
---
Sampailah tenggat waktu membayar
utang, lima tahun,,,,begitu janji awal sepupunya. Surat tagihan miris pertama
ama Keku kirim ke ama Kopong bulan februari,,,dibalas surat romantis happy
valentine dari ama Kopong,,,,ama Keku memerah marun bahagia mendapati balasan romantis
sepupunya. Tak sabar, dia mengirim surat tagihan kedua bulan April berikut
daftar belanjaan barang bangunan di pulau seberang, dibalas ucapan selamat
paskah berikut cerita sukses ama Kopong hidup di Ibu Kota, ama Keku membaca
sampai terharu dan lupa pada piutangnya. Surat tagihan ke empat dibalas Ama
Kopong dengan cerita pak Pos yang kena musibah bisul di depan hidung, ama Keku makin
terharu membacanya. Surat balasan untuk tagihan yang kelima di dapati kakek
Mangu, dia membuka nya sambil memaki kebodohan ama Keku. Ia kemudian memaksa ama
keku mencari jaringan di kampung sebelah dan bicara langsung lewat telepon dengan ama Kopong.
Saat ditelpon,,,ama Kopong mengatakan
dia sedang bertemu dengan orang penting yang bisa menurunkan uang banyak untuk
membeli banyak tanah dan kapal pesiar yang bisa keliling Nusantara meresapi
perjalanan patih Gajah Mada dan membeli cerutu Brazil untuk kakek Mangu. Kakek
Mangu yang seminggu ini sudah tidak bisa isap kebako lagi karena tanah yang
dulu dia Tanami kebako sudah ditanami mente sebelum ama Kopong merantau pun
naik pitam, ia mengambil hp dan merebus hp itu untuk makanan babi.
Ama Keku,,,,masih saja berharap pada
uang yang lebih banyak, tanah yang luas untuk bangun rumah ibadat sekte
barunya, kapal pesiar dan cerutu brazil jatah kakek Mangu yang ia anggap hangus
di makan babi :)
Oestgeest, 13 Juli 2015
5 komentar:
Masih keingat frase etnologi 'Cargo Cult'...masa lalu ternyata masih berulang juga yah....
ini cuma curhat habis-habisan,,,karena pusing dengan penipuan di depan mata yang berulang-ulang
tadinya mau kaomentar tapi lupa apa yang mau ditulis....
hahahaha,,,,,, tulis surat selamat Paskah saja nana :)
Nana,,,,akun mu seperti nya di hack ,,, beberapa pesan masuk ke emailku
Posting Komentar