Cerita manis
setelah sarapan pagi ini. Semalam saat mendoa
100 harinya Ina Kewa dan syukuran wisuda anaknya. Ina Prada dan Ama Kopong berbicara lama sekali dalam bahasa kampung yang cepat dan
suara pelan sehingga nyaris tak ku mengerti apa yang mereka bicarakan. Karena
sudah mulai bosan dan merasa tidak nyaman, ku katakan pada Ina Prada “ina, balik
ki, go matak odo”.
Sekali ku katakan dalam nada pelan tapi tak diindahkan.
Berikutnya terpaksa ku katakan dengan nada sedikit keras supaya terdengar.
Akhirnya kami pun pulang.
Keesokan paginya, aku bersama seorang teman datang untuk sarapan pagi bersama di rumah Ina Prada.. Kemudian Ina Prada mulai bercerita tentang apa yang ia dan Ama Kopong bicarakan.
Semalam ternyata mereka
membicarakan perihal hubungan mereka dahulu #pantas saja aku pernah mendengar Ina Prada memanggil Ama Kopong dalam panggilan yang sangat akrab#.
Dulu, sebelum merantau, Ama Kopong memberikan cincin pada Ina Prada sebagai tanda pengikat cinta dan janji mereka dengan kesepakatan untuk bertemu pada awal 1983 untuk berkat di gereja. Tetapi pada akhir 1982, seorang pria lain pun pulang dari rantau; ia dihubungi oleh kerabatnya untuk pulang lebih cepat kalau ingin menikah dengan Ina Prada karena “disini banyak yang mau sama dia”, kemungkinan karena kerabatnya ini sudah mengetahui soal perjanjian 83 sehingga meminta saudaranya untuk pulang di akhir tahun 1982.
Di rantau, Ama Kopong baru mendapat kabar rencana pernikahan Ina Prada lama sekali karena saat itu belum ada HP atau teknologi komunikasi lainnya dan bahkan setelah mendengar kabar itu Ama Kopong pun masih harus menunggu Bapak kecilnya menyelesaikan urusan mereka untuk pulang ke Adonara bersama-sama.
Dulu, sebelum merantau, Ama Kopong memberikan cincin pada Ina Prada sebagai tanda pengikat cinta dan janji mereka dengan kesepakatan untuk bertemu pada awal 1983 untuk berkat di gereja. Tetapi pada akhir 1982, seorang pria lain pun pulang dari rantau; ia dihubungi oleh kerabatnya untuk pulang lebih cepat kalau ingin menikah dengan Ina Prada karena “disini banyak yang mau sama dia”, kemungkinan karena kerabatnya ini sudah mengetahui soal perjanjian 83 sehingga meminta saudaranya untuk pulang di akhir tahun 1982.
Di rantau, Ama Kopong baru mendapat kabar rencana pernikahan Ina Prada lama sekali karena saat itu belum ada HP atau teknologi komunikasi lainnya dan bahkan setelah mendengar kabar itu Ama Kopong pun masih harus menunggu Bapak kecilnya menyelesaikan urusan mereka untuk pulang ke Adonara bersama-sama.
Sementara di kampung, entah
kenapa Ina Prada yang saat itu tidak berpikir untuk menikah dengan orang lain
dan mengatakan bahwa ia memang sudah ada yang punya. Tiba-tiba di kondisikan
secara tidak sengaja dan sedikit diluar kendalinya untuk menikah
dengan pria lain ini. Akhirnya menikahlah mereka dan berangkat meninggalkan
Adonara pada Desember 1982.
Januari 1983 Ama Kopong pulang dari rantau, awalnya
tak ada yang berani memberitahukan perihal menikahnya Ina Prada, ia masih memajang foro kekasihnya di dinding rumahnya. Setelah mendengar kabar pernikahan Ina Prada, hati Ama Kopong hancur berantakan.
Sempat mereka
bertemu beberapa tahun kemudian setelah masing-masing menikahi orang lain dan memiliki keluarga, tetapi tidak saling sapa. Lama kelamaan, Ina Prada mencoba menjalin komunikasi karena ia merasa, ia juga tidak sengaja melepas ikatan
cinta mereka. Kata maaf juga belum sempat terucap. Bahkan setelah suami Ina Prada meninggal pun mereka belum mendapat kesempatan untuk saling berbicara. #dapat dimaklumi, karena di kali lain, Ina Prada pernah bercerita tentang komunikasi privat laki-laki dan perempuan yang pada generasi mereka sangat dibatasi, bahkan ketika waktu telah berlalu, mereka masih mengikat diri pada tata krama generasi mereka#
Dan kemarin
malam, setelah 30 tahun lamanya, saat mereka ada kesempatan untuk saling bicara tentang masa lalu, saat
kata maaf itu akan di ucapkan oleh Ina Prada, aku malah meminta pulang cepat. Sehingga kata maaf itu pun tidak sempat terucap.
Tak berapa lama,,,,ku dengar kabar,,,, istri Ama Kopong baru saja meninggal dunia,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar