23 Mei 2012

Ketika Utilitarianism Pacaran Dengan Deontologian

Akhirnya aku mendapatkan waktu menuliskan cerita yang di buat agak berlandaskan teori ini, padahal sebenarnya cuma mau nulis gak jelas alias kabur dari dunia nyata.

Namanya kuliah Ethics and Social Science, jadwalnya hanya dua kali seminggu, tetapi karna jadwalnya jam 15.30, maka jadilah aku beberapa kali tak masuk kelas karena ketiduran dan beberapa kali ketiduran di kelas, tentu saja hasilnya juga seadanya, beda dengan teman ku yang suka menyeruput kopi Abahnya, nilai etikanya gilang gemilang seperti  matahari pagi di bulan September yang sering berpendar menembus ranting-ranting pinus di jalanan menuju Nieuwe Kazernelaan, penginapan mahasiswa kami saat pertama tiba di Wageningen.

Kelas ini membahas beberapa pendekatan etika yang di gunakan dalam dunia ilmu sosial (seandainya saja kelas ini tentang etika dalam dunia ilmu goib), dua diantaranya adalah pendekatan Utilitarianisme dan Deontologian. Seperti biasa,,,,anganku melayang memperkosa teori-teori ini :)

Menurut profesor Belt yang mengajar, pendekatan Utilitarianisme adalah cara berpikir yang pada dasarnya menilai sesuatu sebagai benar atau salah berdasarkan pada konsekuensi dari tindakan tersebut, sebuah aksi dikatakan benar atau baik jika ia memberikan dampak baik. Sementara pendekatan Deontologian akan menilai sebuah tindakan sebagai  benar atau salah tergantung pada niat dari pelaku terlepas tindakan tersebut berdampak baik atau buruk.


Nah, apa jadinya kalau ada dua orang keras kepala dengan aliran sesat berbeda ini pacaran?

U (Utilitarianisme): (ditelefon) Kenapa kemarin tak jadi video call-an?
D (Deontologian) : Saya lupa
U: Kok lupa? kau tau aku sudah bersusah payah untuk online! tapi kau ini cuek sekali, seenaknya saja lupa! kau ini tidak perduli ya???
D: bukan saya tidak perduli! saya tidak niat menelantarkan kau, saya lupa ya lupa, itu saja!
U: lupa kan karena tidak perduli!
D: tidak perduli bagaimana? kan saya sudah niat skype! tapi lupa! itu saja! tidak usah pikir macam-macam!
U: apa gunanya niat kalau kau lupa! kau memang tidak perduli!

D: memilih mematikan telpon ketimbang matiin pacarnya :)
U: memilih mematikan cintanya dari pada di "lupa" kan :)

2 komentar:

6desember82 mengatakan...

Hm..sounds familiar with this story...you're not telling us about you're self, aren't you? ;-p

Petronela Somi Kedan mengatakan...

hehehehe...nop...I won't tell anything about that :p