16 Mei 2013

Narsis cara saya!!!

Kita mungkin masih akan mencari-cari jalan, memutuskan batas antara eksploitasi budaya dan penegasan identitas. Kita juga masih mencari-cari pola menuju kemandirian dan kedaulatan berbasis budaya lokal, meningkatkan ekonomi dengan tidak melepaskan atau mengurangi nilai budaya dari kain ini.

Dan sampai waktu itu tiba....mari kita nikmati perjalanan mencari identitas ini,,,mencari identitas kewatek, mendefinisikannya, mengkarakterisasikannya, melestarikannya dan pada saat yang sama mengembangkannya ....
Dan sebelum waktu itu tiba,,,mari kita nikmati proses belajar dan berjuang ini.... membumikan mimpi dalam visi dan stategi yang kita mampui.... meski kecil, kita perlu sesuatu yang dengan bangga dapat kita sebut sebagai "milik kita", "identitas kita"


Mengingatmu - Selalu sampai mati sampai nanti

Mengutak atik warna baru blog ini membawa ku pada bumi Maharaja Diraja ... yang selalu membawa ku padamu ........................ mengingatkan semua tentangmu

Tentang mu yang penuh peluh dan perjuangan ditanah yang jauh dari kampung halamanmu
Ku kira aku bisa memahami mu...
Tapi ternyata tidak ... aku tidak sehebatmu; yang bisa membuat "rumah" diluar kampung halaman

Aku disini,,,dalam dinding yang nyaman,,,tapi bukan "rumah"
Ku rasai,,, meski sudah melewati samudera melampaui benua
Aku belum benar-benar tau rasanya "merantau"
Meski sudah di lahirkan di tanah yang the rite of passage pemudanya adalah "merantau"
Aku tidak pernah benar-benar merantau, bahkan setelah kau tinggal kubur ... aku tetap terpaut pada "rumah" mu


Aku belum bisa membuat "rumah" ku sendiri

Kurasa lelucon yang kubuat dengan temanku setiap kali orang bertanya "rumah mu dimana",,,dan selalu kami jawab dengan "belum punya rumah, masih numpang dengan orang tua" itu benar adanya...

Aku belum punya rumah... rumahku masih menumpang padamu...pada bangunan rumah yang kau buat, pada kenangan yang kau ukir, pada kuburmu tempat aku melaporkan jasadku setiap tahunnya

Dan sekarang aku baru benar-benar paham rasanya tak punya "rumah" yang hidup, yang bisa menjawab sebagian dari kegelisahan dan pertanyaanku, yang minimal bisa kupercayai karena selalu mempercayaiku dengan tanpa pertanyaan seakan aku tuhan nya.

Sekarang,,,,,,,, rasanya menjadi "yatim" menjadi jelas.