19 April 2009

From Bandung To SoE - TTS - NTT

The Narsis,,,,,tetep....
Paling tidak,,,bisa pulang kampung lebih awal dari yang ku rencanakan...

Bagiku,,, aku orang Adonara, dan kata Bapak "orang-orang NTT itu semua saudara". Karena itu, kalau ada kumpulan orang NTT di Padang - Sum Bar (Tempat aku lahir dan tumbuh) kalau ada kumpulan orang NTT, tidak peduli Adonara, Alor, Solor, Kupang bahkan Timor Leste,,,,kami semua bersaudara dan berbahagia. Tapi disini,,,, selama perjalanan Bandung - Kupang- Soe, di tanah asalnya sendiri,,, orang-orang NTT tidak bersaudara, politik busuk dibungkus isu rasis (antar daerah dan suku NTT) dan lelucon - lelucon rasis berserakan dimana-mana.

Aku ingin tahu kapan perang saudara ini benar-benar berakhir!!!



The People

Banyak keunikan yang dapat dijumpai pada masyarakat SoE, selain tentunya bahasa yang berbeda dengan bahasa Lamaholot (yang selama ini kukenal), masyarakat di SoE umur 18 tahun ke atas rata-rata mengkonsumsi Sirih Pinang, karena itu bukan hal aneh kalau anda menemukan bercak merah dimana-mana, yang aneh adalah orang muda yang mulai mengkonsumsi rokok produksi pabrik.
Rumah adat di SoE biasa disebut "rumah bulat", saat ini sudah jarang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal. Rumah bulat lebih banyak digunakan sebagai lumbung (terutama untuk jagung) yang secara rutin di asapi.
Di desa Oelbubuk kecamatan Molo Utara - TTS - NTT, dapur pada saat perayaan atau pesta tidak hanya diisi oleh ibu-ibu atau perempuan, tetapi juga oleh bapak-bapak dan anak-anak. Ibu-ibu biasa bertugas menanak nasi dan sayur, bapak-bapak bertugas memasak domba sementara anak-anak kadang hanya datang untuk menghangatkan diri sampai tertidur pulas. Tak pelak, di dapur urusan nasi bercampur degan pembicaraan seputar sekolah dan politik desa.
Hal lain yang juga unik adalah dominasi warna merah dan orange pada kain tenun tradisional yang dikenakan oleh masyarakatnya membuat tenunan SoE berbeda dengan tenunan dari daerah NTT lainnya.


The NATURE

SoE, ibukota kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ini dapat ditempuh melalui jalur utama Lintas Timor yang dibangun sejak tahun 1970an. Jalur ini menghubungkan kota Kupang - SoE - Kefa dan Atambua yang berakhir di Motatain pintu perbatasan dengan Timor Leste. Dengan menggunakan kendaraan pribadi, dari kota Kupang jalur ini dapat ditempuh selama kurang lebih 4 jam. Tentu saja harus hati-hati karena jalur ini padat, sempit dan cuaca yang dapat tiba-tiba berubah.

Kalau daerah Indonesia Timur sangat terkenal dengan keindahan lautnya, lain dengan SoE, di sini tidak ada laut. Tetapi jangan takut, ,,, jika anda berkunjung ke daerah ini anda akan disuguhi panorama alam yang tidak kalah dahsyat. Suasana alam pegunungan, perbukitan, membuat hari-hari di SoE terasa sangat dingin, berkabut dan sesekali di terpa angin kencang. Lembah, sungai kapur, dan bunga berwarna-warni melengkapi keunikan alam SoE yang tekstur tanahnya kelihatan seperti karang ini.

so,,,,visit SoE lah yah!!!!